1. Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
· Pengertian
Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain.
Penduduk bertempat tinggal di dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang
tertentu pula, dan berkemungkinan akan terbentuknya suatu masyarakat di wilayah
tersebut. Demikian pula hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan, ini
adalah hubungan dwi tunggal, yang merupakan kebudayaan adalah hasil dari
masyarakat. Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu
masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh
kebudayaan. Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan
yang saling menentukan.
v Penduduk
Penduduk atau warga
suatu negara
atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
- Orang yang tinggal di daerah tersebut
- Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan
manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang
tertentu.
v Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka),
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata
dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang
yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
v Kebudayaan
Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia
Keterkaitan
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan
mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya. Dimana penduduk
adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi
dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang
berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan
melestarikan kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka
ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh
karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan
ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang
melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia ( masyarakat ) tersebut.
Masyarakat dan kebudayaan terus berkembang dari masa
ke masa. Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat
lainnya, masyarakat yang hidup dalam keadaan yang seperti ini di sebut dengan
masyarakat nomaden. Mereka berpindah ke tempat lain jika bahan makanan yang ada
di derah mereka telah habis. Namun, seiring dengan waktu mereka mulai belajar
untuk melestarikan daerah di mana mereka tinggal. Mereka mulai bercocok tanam
dan berternak untuk melangsungkan kehidupan mereka. Hingga saat ini kegiatan
bercocok tanam ( bertani ) menjadi ciri khusus masyarakat Indonesia dan dengan
demi kian Indonesia di sebut dengan negara agraris, karena sebagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai petani hingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
pangannya sendiri.
Masyarakat zaman dahulupun meninggalkan hasil
kebudayaan yang beraneka ragam, mulai dari peralatan, bahasa, lagu, bangunan –
bangunan, hingga berbagai macam upacara adat. Hasil kebudayan pada zaman
prasejarah merupakan benda – benda tua yang terbuat dari batu – batu alam dan
tulang – tulang binatang. Alat – alat tersebut mereka ciptakan untuk berburu
binatang.
Pada zaman purba, masyarakat mulai tumbuh dan
berkembang beserta dengan tumbuhnya peraturan – peraturan yang berlaku dan
mengikat keberadaan masyarakat tersebut. Mereka hidup di bawah pimpinan raja
yang berkuasa. Mereka juga mulai mengenal tulisan. Pada zaman ini masyarakat
mulai mengenal suatu kepercayaan yang lebih jelas jika dibandingkan dengan
masyarakat yang hidup pada zaman sebelumnya. Mereka yang dulu hidup dengan
menyembah batu dan pepohonan besar kini mulai menyembah apa yang mereka sebut
sebagai Tuhan. Kepercayaan yang berkembang pada zaman ini adalah agama Hindu
dan Budha. Kedua agama ini membawa pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat
dan kebudayaan Indonesia. Bukan hanya dari segi kebudayaan tetapi juga dalam
bentuk susunan masyarakat hingga kepada adat istiadat, karya seni dan sastra
serta bentuk bangunan. Banyak sekali karya seni berupa lukisan, patung – patung
dan candi – candi yang bercorak hindu maupun budha yang di bangun pada zaman
ini.
Zaman madya ditandai dengan masuknya agama Islam.
Agama Islam menyebar dengan cepatnya menyebar di Indonesia. Agama Islam juga
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia.
Islam memberikan sentuhan baru bagi perkembangan bangunan – bangunan dan karya
seni maupun sastra di Indonesia.
Zaman baru di mulai sejak masuknya pengaruh barat ke
Indonesia. Hingga saat ini zaman baru masih berlangsung. Proses berkembangnya
kebudayaanpun masih terus berlangsung. Zaman baru membawa pengaruh dan
perubahan yang besar. Mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, bentuk bangunan
dan lain – lain. Kebudayaan yang berasal dari luarpun tak hanya masuk, namun
sebagian dari mereka bercampur dengan kebudayaan asli Indonesia sehingga
terciptalah suatu kebudayaan yang baru.
Kebudayaan sendiri sebenarnya bergantung kepada
bagaimana masyarakat itu tinggal dan berkomunikasi dengan sesamanya. Dengan
demikian setiap Negara memiliki kebudayaan yang berbeda. Kebudayaan tidak akan
pernah berhenti untuk berkembang selama masyarakat terus berkembang dan belajar
demi kelangsungan hidupnya.
Permasalahan
Permasalahan ketiga nya menurut
Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial.
Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.
Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni
antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
v Penduduk
1.
Kepadatan Penduduk
Dapat kita lihat di kota-kota besar seperti Jakarta. setiap bulanya
peningkatan dikota jakarta terus terjadi yang menyebabkan kota jakarta penuh
dan sesak.
2.
Pengendalian Jumlah Penduduk
Untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk ini pemerintah menganjurkan
kepada warganya untuk mengikuti KB. Yakni keluarga Berencana, Tapi tetap saja
anjuran ini tidak sepenuhnya didengarkan oleh rakya karena bergai macam hal.
Kita ambil satu contoh di negara Cina. Pemerintahnya melarang rakyaknya
mempunyai keturunan lebih dari satu. Maksudnya jika ada satu keluarga yang
memiliki anak lebih dari satu, maka anak terakhirnya harus dibunuh atau di
gugurkan (menurut sumber yang saya dengar dan baca).
Tentu pemerintah Indonesia tidak akan menyuruh kita seperti itu dengan alasan yang sudah jelas yaitu dilarang agama, solusinya dalah dengan cara ber KB.
Tentu pemerintah Indonesia tidak akan menyuruh kita seperti itu dengan alasan yang sudah jelas yaitu dilarang agama, solusinya dalah dengan cara ber KB.
v Masyarakat
Sangat mudah menemukan berbagai masalah sosial dalam masyarakat dewasa
ini. Bahkan, mungkin tidak jauh dari lingkungan keseharian kita. Di lampu-lampu
merah begitu banyak orang dari anak kecil sampai orang tua yang mengais rejeki
dengan meminta-minta.
Terkadang, adik bayi pun ikut serta dalam kegiatan ini karena dibawa
oleh orang tuanya. Sebagian masyarakat yang tersentuh hatinya mungkin akan
memberikan sedikit rejekinya. Sebaliknya, sebagian orang malah menganggap para
peminta-minta ini sebagai masalah sosial.
Para peminta-minta ini adalah salah satu contoh daari sekian banyak
masalah sosial dalam masyarakat.
v Kebudayaan
1. Kurangnya Regenerasi
Jarang
sekali generasi muda yang mau "nguri-uri" budaya sehingga
dikhawatirkan bila tidak diadakan regenerasi maka kedepannya generasi muda
tidak mengenal lagi kebudayaan bangsa sendiri
2. Kurangnya Rasa Memiliki
Masih ingat
peristiwa Malaysia yang ingin mematenkan reog, tari tor - tor, batik, dll?
Bagaimana reaksi kita saat itu? marah, emosi, geram? mengapa perasaan seperti
itu baru muncul setelah negara tetangga tersebut ingin mengklaim budaya yang
selama ini menjadi milik kita? Karena kurangnya rasa memiliki sehingga kita
cenderung menyepelekan budaya yang telah kita miliki
3. Kurangnya Penghargaan dari Pemerintah
Harus diakui
bahwa pemerintah kita kurang memperhatikan budaya Indonesia. Para pelaku serta
pemerhati dunia budaya masih kurang mendapatkan apresiasi dari pemerintah
sehingga bisa dikatakan bahwa budaya masih menjadi prioritas kesekian dari
jumlah daftar prioritas bagi pemerintah. Ini terlihat dari minimnya anggaran
yang disediakan pemerintah untuk program - program budaya Indonesia
4. Konsep Pelestarian Budaya yang Kurang Tepat
Melestarikan
budaya tidak berarti hanya melakukan sesuatu demi tetap adanya sebuah budaya
tersebut, tetapi lebih dari itu. Pelestarian budaya sangat berhubungan dengan
regenerasi dan sikap memiliki. Karena tanpa kedua hal tersebut, mustahil
pelestarian budaya bisa dilakukan dengan maksimal
5. Masyarakat yang Terlalu Mudah Menyerap Budaya Luar
Bisa
dibilang generasi muda sekarang lebih menyukai film box office bila dibanding
dengan menonton wayang semalam suntuk. Remaja sekarang lebih senang mengenakan
baju model Korea bila dibanding mengenakan batik ataupun kebaya. Ini terjadi
karena masih adanya anggapan bahwa keren = luar negeri sehingga budaya - budaya
dari luar negeri lebih mudah diserap oleh masyarakat Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar