A.
Pengertian
Profesionalisme
Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang
dan tingkatan masing-masing. Profesionalisme menyangkut kecocokan (fitness),
antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (bereaucratic – competence)
dengan kebutuhan tugas (task – reguerement), terpenuhi kecocokan antara
kemampuan dengan kebutuhan tugas merupakan syarat terbentuknya aparatur yang
profesional. Artinya keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan
tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi (Kurniawan, 2005: 74).
Untuk menciptakan kadar profesionalitas dalam
melaksanakan misi institusi persyaratan dasarnya adalah tersedianya sumber daya
manusia yang andal, pekerjaan yang terprogram dengan baik, dan waktu yang
tersedia untuk melaksanakan program tersebut serta adanya dukungan dana yang
memadai dan fasilitas yang memadai dan fasilitas yang mendukung.
B. Ciri-ciri Profesionalisme
Seseorang yang
memiliki jiwa
profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan
kerja-kerja yang profesional. Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan
dari waktu ke waktu. Perbedaan antara orang yang sukses dan orang yang gagal
adalah bagaimana mereka menghadapi kegagalan yang dialami. Pegawai yang sukses
selalu belajar dari kesalahan yang mereka lakukan dan tetap maju. Berikut ini
adalah sikap dalam
bekerja yang professional, yaitu :
- Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal. Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
- Meningkatkan dan memelihara imej profesion. Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya.
- Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya.
- Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion. Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesionnya.
Tanpa profesionalisme sebuah institusi,
sebuah organisasi, sebuah perusahaan tidak akan bertahan lama dan langgeng,
karena jiwa profesionalisme inilah yang menghidupkan setiap aktivitas-aktivitas
yang ada didalamnya. Julukan profesional sebenarnya bukan label yang kita
berikan untuk diri sendiri melainkan penilaian orang lain atas kinerja dan
peforma yang kita tampilkan.
C. Kode Etik Profesional
Kode etik adalah pernyataan cita-cita dan
peraturan pelaksanaan pekerjaan (yang membedakannya dan murni pribadi) yang
merupakan panduan yang dilaksanakan oleh anggota kelompok. Kode etik yang hidup
dapat dikatakan sebagai ciri utama keberadaan sebuah profesi. Sifat dan orientasi
kode etik hendaknya singkat; sederhana, jelas dan konsisten; masuk akal, dapat
diterima, praktis dan dapat dilaksanakan; komprehensif dan lengkap; dan positif
dalam formulasinya. Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada rekan, profesi,
badan, nasabah/pemakai, negara dan masyarakat. Kode etik diciptakan untuk
manfaat masyarakat dan bersifat di atas sifat ketamakan penghasilan, kekuasaan
dan status. Etika yang berhubungan dengan nasabah hendaknya jelas menyatakan
kesetiaan pada badan yang mempekerjakan profesional.
Kode etik digawai sebagai bimbingan praktisi.
Namun demikian hendaknya diungkapkan sedemikian rupa sehingga publik dapat
memahami isi kode etik tersebut. Dengan demikian masyarakat memahami fungsi
kemasyarakatan dan profesi tersebut. Juga sifat utama profesi perlu disusun
terlebih dahulu sebelum membuat kode etik. Kode etik hendaknya cocok untuk
kerja keras.
- http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-profesionalisme-kerja.html
- http://ujiansma.com/ciri-ciri-profesionalisme
- http://www.teoripendidikan.com/2015/01/pengertian-kode-etika-profesi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar